Bantul – Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan “Jogja Investment Forum” secara daring pada Kamis, 24 Juni 2021 pagi. Kegiatan bertema “Sinergi Mewujudkan Ekosistem Ekonomi Digital yang Berkelanjutan di DIY” ini digelar sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital di DIY dan menggali potensi investasi serta mempromosikannya kepada mitra potensial.

Dalam sambutannya, Kepala DPPM DIY Agus Priono mengatakan bahwa meski memiliki kendala terbatasnya lahan,  Yogyakarta mempunyai keunggulan SDM di bidang teknologi yang menjadikan daerah ini salah satu ekosistem ekonomi digital terkemuka di Indonesia.

“Pertumbuhan ekosistem ekonomi digital di Jogja sangat pesat karena didukung oleh perguruan tinggi yang menciptakan start-up dan keberadaan UMKM dengan jumlah yang besar,” ujarnya.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kepala DPPM DIY, Rektor Universitas Amikom, Muhammad Suyanto, pembicara pertama pada forum tersebut, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan hebat di dunia selalu menggandeg universitas untuk berkembang. Menurutnya, kekuatan DIY harus dimaksimalkan karena memiliki peluang yang besar untuk menjadi seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubator Universitas Gadjah Mada Hargo Utomo, pembicara berikutnya, mengamini hal tersebut. Ia berpendapat, kolaborasi merupakan hal vital untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan.

“Pembangunan human capital merupakan modal dasar pembangunan ekonomi yang dapat menciptakan kreativitas sehinga bisa tumbuh dan berkembang dalam menghadapi faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi,” kata Hargo.

Ia pun berharap Yogyakarta tidak hanya menjadi atraksi bisnis dan investasi tetapi juga harus mengekplorasi kapabilitas sumber dayanya.

Sementara itu, pembicara ketiga, Head of Public Policy & Government Relations P.T. Shopee Indonesia (Shopee) Radityo Triatmodjo berbagi pengalaman Shopee dalam melakukan pendampingan UMKM, khususnya dalam  membangun dan melakukan penetrasi pasar secara digital.

Pada sesi diskusi, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) Indra Darmawan menyebutkan bahwa ekonomi digital luar tumbuh cukup pesat, mencapai sekitar 8,7%  pada awal tahun 2021, di tengah merosotnya sektor lain di masa pandemi.

Indra mengakui, transformasi digital yang dinamis belum sepenuhnya dapat diikuti oleh regulasi yang dapat memberikan lanskap ekosistem yang diinginkan. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan sinergi lintas pemangku kepentingan untuk mewujudkannya.

“Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah di antaranya adalah safe harbour, yaitu penciptaan iklim usaha yang memberi sinyal bahwa pemerintah mendukung inovasi, dan light touch, yakni pengaturan yang tidak terlalu kaku, sepanjang tidak melakukan tindak kriminal dan bisa melindungi data,” pungkasnya.

Jogja Investment Forum ini merupakan langkah awal untuk merangkul berbagai pemangku kepentingan yang bergerak di sektor digital dengan harapan dapat bersama-sama mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang kondusif di DIY.

Forum ini dihadiri oleh berbagai organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemda DIY, inkubator bisnis di beberapa universitas di DIY, asosiasi dan startup digital, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) kabupaten/kota di DIY, perwakilan Bank Indonesia, dan perwakilan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN).

Published On: Jumat, 25 Juni 2021 / Categories: Berita /

Hubungi Kontak Online Perizinan di DIY melalui :

Telp (0274) 453-8737