Bantul – Untuk kesekian kalinya DPPM mengejawantahkan amanat UUCK dalam hal memfasilitasi kemitraan usaha antar usaha besar dan umkm dan antar umkm melalui kegiatan sosialisasi kemitraan usaha pada tanggal 13 Oktober 2021 bertempat di East Parc Hotel, Yogyakarta.

Tema yang diangkat pada sosialisasi kali ini adalah “Dari Lokal Menuju Global dengan Kolaborasi Melalui Kemitraan Usaha di Sektor Fashion.” Sebagai tulang punggung ekonomi kreatif, sub sektor fashion bersama kriya dan kuliner merupakan penyumbang terbesar dalam PDB DIY. Sumbangan yang tak main-main ini harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong terciptanya kolaborasi melalui kemitraan usaha, dimana tingkatnya masih sangat terbatas/kecil. Secara nasional baru 7% keterkaitan pengusaha besar dengan UMKM melalui kemitraan usaha. Padahal 95% kontributor perekonomian nasional berasal dari UMKM.

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah Afif Syakur selaku Wakil Ketua Dekranasda DIY, Phillip Iswardono selaku Ketua Indonesia Fashion Chamber Cahpter Jogja, Wening Anggawikaningtyas dari Batik Wening dan Vitalia Noor Darmaningsih dari CV. Rumah Batik Jinggar.

Para narasumber mempunyai pendapat yang sama tentang pentingnya kolaborasi dalam bisnis sektor fashion. Wening menegaskan bahwa kemitraan yang saling memerlukan, saling mempercayai, saling memperkuat dan saling menguntungkan akan menciptakan kekuatan yang positif terlebih lagi untuk menembus pasar global. Batik Wening sendiri mempunyai target kemitraan usaha dengan 1.000 UMKM dan sampai saat ini sudah terjalin dengan kurang lebih 300 UMKM meskipun hanya sekitar 175 IKM dan UMKM yang aktif bermitra.

“Kolaborasi memberikan manfaat yang luar biasa untuk perkembangan usaha kami. Melalui kerjasama yang kami bangun terbuka peluang usaha yang semakin luas,” ujar Vitalia mempertegas pernyataan Wening tentang manfaat kemitraan usaha.

Hal lain yang harus diperhatikan untuk menuju global adalah dengan menciptakan bisnis yang sehat dan kemauan untuk berkreasi dan berinovasi. Hal ini disampaikan oleh Phillip bahwa menuju global bukan merupakan angan-angan yang jauh tapi sangat mungkin diraih hanya dengan duduk manis di teras rumah. Kunci utamanya adalah menciptakan bisnis yang sehat dari hulu ke hilir sehingga berkelanjutan dan mengenali pasar sehingga inovasi dan kreasi yang diciptakan dapat diterima khalayak.

Afif dari Dekranasda juga menegaskan bahwa fasilitas-fasilitas untuk go global sudah disediakan baik oleh Pemerintah maupun Swasta melalui asosiasi dan Perguruan Tinggi. Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah bagaimana pelaku usaha khususnya UMKM dapat berbenah dan menyiapkan diri dalam menembus pasar global diantaranya dengan mempersiapkan produk unggulan berbasis budaya yang berkualitas.

Dalam acara sosialisasi ini telah dilakukan penandatanganan Surat Kesepakatan Kemitraan Usaha antara:
– CV Rumah Batik Jinggar dengan Jumputageman dan Bayu Batik n Craft
– Batik Wening dengan LA   Boutique dan Batik Bantul Ayu.

Agus Priono, Kepala DPPM DIY, menutup kegiatan ini dengan menyatakan bahwa amanah UU Cipta Kerja untuk memperkuat UMKM Indonesia bisa dikerjakan dengan kolaborasi berbagai pihak. DPPM berkomitmen untuk memfasilitasi terciptanya kolaborasi ini baik melalui forum kemitraan usaha maupun business matching dengan menghadirkan pelau usaha dari luar negeri.

Published On: Kamis, 14 Oktober 2021 / Categories: Berita /

Hubungi Kontak Online Perizinan di DIY melalui :

Telp (0274) 453-8737